Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Jakarta- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terus melakukan penyelidikan terkait dugaan adanya kerangkeng perbudakan milik Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana panangin Angin. Terbaru, korban tewas diduga lebih dari tiga orang.

Sebelumnya, Komnas HAM menduga tidak hanya satu orang yang menjadi korban kerangkeng perbudakan tersebut. Bahkan mereka juga sudah mengantongi bukti kuat. Kini fakta baru bermunculan seiring dengan proses penyelidikan.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan, dugaan itu merupakan dari hasil penyelidikan sementara setelah meminta keterangan dari berbagai pihak.

Baca: Kerangkeng Perbudakan, Bupati Langkat Bakal Diperiksa Komnas HAM

"Kami sedang mendalami keterangan yang potensial nambah jumlah orang yang meninggal. Termasuk, mendalami kekerasan yang masih membekas di tubuh korban (yang baru). Ini juga akan mengungkap alat dan bagaimana kekerasan berlangsung," Kata Choirul Anam dilansir dari CNNIndonesia.com, Senin (7/2/2022).

Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto mengatakan ada tiga orang yang tewas dalam kerangkeng perbudakan tersebut. Bahkan tewasnya korban tersebut dilaporkan sudah berlangsung sejak 2015 lalu.
Baca: Komnas HAM Sebut Korban Tewas Kerangkeng Perbudakan Lebih dari Satu Orangtiga orang penghuni kerangkeng di rumah Bupati Langkat, Sumatera Utara,Terbit Rencana Peranginangin dilaporkan tewas sejak 2015."Laporan (korban tewas) ada tiga, kalau enggak salah. Ada tiga kasus. Ada yang kejadian tahun 2015, ada kejadian yang tahun 2021, namun pada prinsipnya kita arahkan kepada penyidik untuk mengusut tuntas semua kejadian itu," terangnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: CNNIndonesia.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler