Minyak Goreng Murah Kosong, YLKI Duga Ada Permainan Kartel

Murianews
Sabtu, 29 Januari 2022 19:33:58


[caption id="attachment_266753" align="alignleft" width="880"]
Salah satu warga membeli minyak goreng di mini market. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Sekali pun pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan satu harga untuk penjualan minyak goreng, tetapi ketersediaan minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liter, sulit ditemukan di pasaran. Bahkan minimarket selalu mengatakan stok kosong sejak dua hari setelah kebijakan ditetapkan.
Selain adanya dugaan panic buying oleh masyarakat, tetapi dugaan tersebut mempunyai dasar tipis. Mengingat, masyarakat mempunyai kebutuhan yang sama sebagai konsumen minyak goreng.
Namun, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) justru menduga ada permainan kaartel dibalik kosongnya minyak goreng murah ini. Bahkan Lembaga tersebut menduga ada mafia besar yang bermain dibelakangnya.
Ketua YLKI Tulus Abadi mendesak pemerintah untuk membongkar dugaan kartel oleh pelaku usaha besar.
"Karena ini sejatinya menjadi masalah utama. Mafia itu sistem, praktik kartel," katanya dilansir dari detik.com, Sabtu (29/1/2022).
Baca: Cak Imin Sidak Ke Pasar Tradisional, Masih Temukan harga Minyak Goreng Mahal
Kekosongan stok di minimarket juga dinilai ada dugaan oknum yang menimbun. Hal itu dinilai melanggar Undang-undang Perdagangan.
"Kosong untuk minyak goreng subsidi? Diborong atau ditimbun. Harus dilacak itu penimbunannya. Harus dicokok. Melanggar UU Perdagangan," ungkapnya.
Baca: Nekat Timbun Minyak Goreng Bisa Dipenjara 5 Tahun Atau Denda Rp 50 Miliar
Tulus mendorong agar pemerintah bisa membongkar adanya permainan 'mafia' dalam masalah minyak goreng ini.
"Dari sisi hulu pemerintah harus punya nyali untuk membongkar dugaan praktik kartel oleh pelaku usaha besar. Karena ini sejatinya menjadi masalah utamanya," pungkasnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Detik.com

MURIANEWS, Jakarta- Sekali pun pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan satu harga untuk penjualan minyak goreng, tetapi ketersediaan minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liter, sulit ditemukan di pasaran. Bahkan minimarket selalu mengatakan stok kosong sejak dua hari setelah kebijakan ditetapkan.
Selain adanya dugaan panic buying oleh masyarakat, tetapi dugaan tersebut mempunyai dasar tipis. Mengingat, masyarakat mempunyai kebutuhan yang sama sebagai konsumen minyak goreng.
Namun, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) justru menduga ada permainan kaartel dibalik kosongnya minyak goreng murah ini. Bahkan Lembaga tersebut menduga ada mafia besar yang bermain dibelakangnya.
Ketua YLKI Tulus Abadi mendesak pemerintah untuk membongkar dugaan kartel oleh pelaku usaha besar.
"Karena ini sejatinya menjadi masalah utama. Mafia itu sistem, praktik kartel," katanya dilansir dari detik.com, Sabtu (29/1/2022).
Baca: Cak Imin Sidak Ke Pasar Tradisional, Masih Temukan harga Minyak Goreng Mahal
Kekosongan stok di minimarket juga dinilai ada dugaan oknum yang menimbun. Hal itu dinilai melanggar Undang-undang Perdagangan.
"Kosong untuk minyak goreng subsidi? Diborong atau ditimbun. Harus dilacak itu penimbunannya. Harus dicokok. Melanggar UU Perdagangan," ungkapnya.
Baca: Nekat Timbun Minyak Goreng Bisa Dipenjara 5 Tahun Atau Denda Rp 50 Miliar
Tulus mendorong agar pemerintah bisa membongkar adanya permainan 'mafia' dalam masalah minyak goreng ini.
"Dari sisi hulu pemerintah harus punya nyali untuk membongkar dugaan praktik kartel oleh pelaku usaha besar. Karena ini sejatinya menjadi masalah utamanya," pungkasnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Detik.com