Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi CovidD-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi jelaskan efektivitas vaksin pada Omicron. Menurutnya vaksin bisa mencegah keparahan akibat paparan Covid19, termasuk varian baru itu.

Kendati demikian, efikasi vaksin masih terus diteliti oleh para ahli. Namun, efek proteksi vaksin tetap banyak dan manfaatnya lebih besar.

“Selain itu, dengan semakin banyak orang divaksin, benteng kekebalan bersama juga akan terbentuk untuk melindungi kita melawan varian baru tersebut,” ujarnya, dikutip dari Ihram.co.id, Kamis (2/12/2021).

Baca juga: IDI Tak Yakin Omicron Bisa Ditangkal Vaksin

Nadia mengatakan, kondisi pandemi Covid19 di Indonesia yang sudah melandai harus dijadikan moment untuk mempercepat capaian vaksinasi di berbagai wilayah. Akselerasi vaksinasi juga sangat penting untuk meminimalisasi dampak penyebaran Omicron yang sewaktu-waktu bisa datang ke Indonesia.

Ia menilai, masyarakat cenderung menunda vaksinasi saat kondisi melandai seperti ini. Itu dilihat dari dalam 2-3 minggu ini terjadi penurunan jumlah penyuntikan vaksin di beberapa daerah per harinya.

“Kondisi penularan yang membaik, membuat masyarakat tidak buru-buru divaksin, mereka menunggu-nunggu dan memilih vaksin merek tertentu,” katanya.

Sekali lagi, ia menekankan, semua merek vaksin yang beredar di Indonesia aman dan berkhasiat. Sehingga, masyarakat diminta segera melakukan vaksinasi dengan merek yang tersedia.

“Semua vaksin sama baiknya, efek samping itu biasa sebagai reaksi tubuh kita saat dilatih vaksin untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh,” papar Nadia.
Saat ini, capaian vaksinasi nasional adalah sekitar 67% untuk dosis pertama dan sekitar 46% untuk dosis kedua.Baca juga: BIN Gelar Vaksinasi Door to Door di Sumberejosari GroboganSementara vaksinasi lansia masih perlu terus digenjot, karena baru mencakup sekitar 53% untuk dosis pertama. Guna percepatan vaksinasi lansia ini, dilakukan upaya mendekatkan vaksinasi kepada masyarakat, seperti sistem door to door dan Posyandu lansia.Selain itu, Nadia menekankan pentingnya terus melakukan sosialisasi dan edukasi agar para lansia bersedia divaksin, dengan menggandeng tokoh masyarakat, agama, media, juga memastikan tenaga kesehatan menyampaikan informasi yang benar. Tak kalah penting adalah perlunya inovasi dan pendekatan spesifik lokal sesuai kebutuhan, yang dapat dijalankan tiap daerah.Nadia juga meluruskan persepsi keliru, bahwa lansia yang memiliki banyak penyakit penyerta maka tubuhnya lemah untuk divaksin. Justru sebaliknya, lansia dikatakannya harus dibantu imunitasnya melalui vaksinasi.Bahkan vaksin COVID-19 justru didesain untuk kaum lansia dan penderita komorbid, sehingga vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang diharapkan. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber: Ihram.co.id

Baca Juga

Komentar

Terpopuler