Kebijakan publik yang tak lagi mempresentasikan kampanye jaga jarak dikritik Pakar Ahli Kesehatan Masyarakat karena memicu mobilitas. Kelonggaran itu disebutnya bisa jadi akar persoalan munculnya kembali
.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra mengatakan mobilitas masyarakat yang makin meningkat bisa jadi akar penularan yang masif di lingkungan masyarakat.
“Kita melihat bagaimana pemerintah cukup inkonsisten ya. Pemerintah mewanti-wanti dulu agar diwaspadai adanya gelombang ketiga, tapi dari kebijakannya, sekarang ini pemerintah yang melonggarkan segala urusan. Bahkan mal 100 persen sekarang, hampir tidak ada lagi jaga jarak, tidak ada,” katanya, dikutip dari
, Rabu (3/11/2021).
Menurut Hermawan, kebijakan pemerintah sekarang tak berdasarkan saintifik dan mitigasi risiko ancaman. Dia pencontohkan pada aturan masa karantina bagi pelaku perjalanan internasional. Di mana, kebijakan itu dipangkas jadi 3x24 jam bagi yang baru menerima satu dosis vaksin Covid-19.
Hermawan menilai kebijakan itu belum memandang pandemi sebagai sebuah risiko ancaman, lantaran pintu masuk merupakan akses pertama bagaimana mutasi atau varian baru virus corona mampu membuat ledakan kasus tak terduga, seperti apa yang terjadi pada Juni-Juli 2021 lalu akibat serangan varian Delta.
“Kita perlu meningkat kejadian di India itu sesuatu yang tidak diprediksi sebelumnya dan tiba-tiba. Dan ini bisa saja terjadi kembali, kemungkinan varian baru atau turunan-turunan varian Delta yang sudah membuat banyak negara kelabakan,” kata dia.Kementerian Kesehatan sebelumnya menyebut gelombang tiga virus corona merupakan suatu hal yang niscaya atau pasti terjadi di Indonesia kendati masih belum diketahui secara pasti kapan akan terjadi.Senada, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga mewanti-wanti segenap masyarakat Indonesia untuk tetap waspada terhadap penularan virus corona kendati jumlah sebaran kasus positif di nusantara mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber:
[caption id="attachment_241555" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi mobilitas di Mal. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Kebijakan publik yang tak lagi mempresentasikan kampanye jaga jarak dikritik Pakar Ahli Kesehatan Masyarakat karena memicu mobilitas. Kelonggaran itu disebutnya bisa jadi akar persoalan munculnya kembali
lonjakan Covid.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra mengatakan mobilitas masyarakat yang makin meningkat bisa jadi akar penularan yang masif di lingkungan masyarakat.
“Kita melihat bagaimana pemerintah cukup inkonsisten ya. Pemerintah mewanti-wanti dulu agar diwaspadai adanya gelombang ketiga, tapi dari kebijakannya, sekarang ini pemerintah yang melonggarkan segala urusan. Bahkan mal 100 persen sekarang, hampir tidak ada lagi jaga jarak, tidak ada,” katanya, dikutip dari
CNN Indonesia, Rabu (3/11/2021).
Baca juga:
Jelang Nataru, Pemerintah Siapkan Aturan Pencegah Lonjakan Covid
Menurut Hermawan, kebijakan pemerintah sekarang tak berdasarkan saintifik dan mitigasi risiko ancaman. Dia pencontohkan pada aturan masa karantina bagi pelaku perjalanan internasional. Di mana, kebijakan itu dipangkas jadi 3x24 jam bagi yang baru menerima satu dosis vaksin Covid-19.
Hermawan menilai kebijakan itu belum memandang pandemi sebagai sebuah risiko ancaman, lantaran pintu masuk merupakan akses pertama bagaimana mutasi atau varian baru virus corona mampu membuat ledakan kasus tak terduga, seperti apa yang terjadi pada Juni-Juli 2021 lalu akibat serangan varian Delta.
“Kita perlu meningkat kejadian di India itu sesuatu yang tidak diprediksi sebelumnya dan tiba-tiba. Dan ini bisa saja terjadi kembali, kemungkinan varian baru atau turunan-turunan varian Delta yang sudah membuat banyak negara kelabakan,” kata dia.
Kementerian Kesehatan sebelumnya menyebut gelombang tiga virus corona merupakan suatu hal yang niscaya atau pasti terjadi di Indonesia kendati masih belum diketahui secara pasti kapan akan terjadi.
Senada, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga mewanti-wanti segenap masyarakat Indonesia untuk tetap waspada terhadap penularan virus corona kendati jumlah sebaran kasus positif di nusantara mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber:
CNN Indonesia