La Nina Numpang Lewat, BMKG dan BNPB Beri Warning
Murianews
Sabtu, 30 Oktober 2021 15:18:17
MURIANEWS, Kudus – La Nina diperkirakan akan mampir ke Indonesia. BMKG memprediksi La Nina terjadi hingga Februari 2022 dengan level lemah hingga moderat.
Dalam Rakornas Antisipasi La Nina yang disiarkan daring, Jumat (29/10/2021), Kapala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut puncak La Nina terjadi di Januari 2022 hingga Februari 2022. Ini menyebabkan peningkatan curah hujan hingga lebih dari 70 persen.
Adapun wilayah yang diperkirakan mengalami peningkatan curah hujan terjadi secara merata di seluruh provinsi di Pulau Jawa, Bali, dan NTB. Peningkatan curah hujan juga diperkirakan terjadi secara sporadic di selatan Sumatera, selatan Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.
Baca juga:
Kena Dampak La Nina, Curah Hujan di Jateng Naik Hingga 40 PersenKepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito meminta kepala daerah di beberapa provinsi di Pulau Jawa yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mewaspadai dampak La Nina.
Deret provinsi tersebut punya riwayat bencana hidrometeorologi basah akibat La Nina seperti banjir dan tanah longsor. Menurut data BNPB, daerah tersebut juga mencatat kejadian banjir dan tanah longsor terbanyak pada 2016-2020.
“Dengan riwayat kejadian bencana hidrometeorologi basah yang cukup sering ditambah dengan peringatan dari BMKG terkait dampak La Nina, kewaspadaan pada daerah tersebut haruslah ditingkatkan,” kata Ganip di acara Rakornas Antisipasi La Nina tersebut.
Ia merinci beberapa kabupaten kota di Pulau Jawa yang menjadi perhatian BNPB, di antaranya di Provinsi Jawa Barat yakni Kab. Bogor, Kab. Sukabumi dan Kab. Bandung, lalu di Provinsi Jawa Tengah ada Kab. Cilacap, Kota Semarang dan Kab. Banyumas.Kemudian di Provinsi Jawa Timur yaitu Kab. Ponorogo, Trenggalek, dan Situbondo. Satu provinsi di luar Jawa, yakni Provinsi Sulawesi Selatan juga turut menjadi perhatian BNPB, yakni di Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Bone.Ganip menyampaikan, pihaknya sudah menyusun rencana untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina.“Kami sudah menginstruksikan kepada BPBD daerah untuk menyusun rencana kontijensi dalam menanggapi bencana hidrometeorologi basah ini,” tuturnya.Sebelumnya BMKG menyampaikan prediksi peningkatan curah hujan 70-100 persen secara merata di Pulau Jawa-Bali akibat La Nina. Kepala Daerah yang wilayahnya rawan menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor diminta waspada. Reporter: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_90328" align="alignleft" width="741"]

Toni meninjau tambaknya yang tidak digunakan untuk memproduksi garam, karena ada gejala La Nina. (Dok.MURIANEWS)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – La Nina diperkirakan akan mampir ke Indonesia. BMKG memprediksi La Nina terjadi hingga Februari 2022 dengan level lemah hingga moderat.
Dalam Rakornas Antisipasi La Nina yang disiarkan daring, Jumat (29/10/2021), Kapala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut puncak La Nina terjadi di Januari 2022 hingga Februari 2022. Ini menyebabkan peningkatan curah hujan hingga lebih dari 70 persen.
Adapun wilayah yang diperkirakan mengalami peningkatan curah hujan terjadi secara merata di seluruh provinsi di Pulau Jawa, Bali, dan NTB. Peningkatan curah hujan juga diperkirakan terjadi secara sporadic di selatan Sumatera, selatan Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.
Baca juga:
Kena Dampak La Nina, Curah Hujan di Jateng Naik Hingga 40 Persen
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito meminta kepala daerah di beberapa provinsi di Pulau Jawa yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mewaspadai dampak La Nina.
Deret provinsi tersebut punya riwayat bencana hidrometeorologi basah akibat La Nina seperti banjir dan tanah longsor. Menurut data BNPB, daerah tersebut juga mencatat kejadian banjir dan tanah longsor terbanyak pada 2016-2020.
“Dengan riwayat kejadian bencana hidrometeorologi basah yang cukup sering ditambah dengan peringatan dari BMKG terkait dampak La Nina, kewaspadaan pada daerah tersebut haruslah ditingkatkan,” kata Ganip di acara Rakornas Antisipasi La Nina tersebut.
Ia merinci beberapa kabupaten kota di Pulau Jawa yang menjadi perhatian BNPB, di antaranya di Provinsi Jawa Barat yakni Kab. Bogor, Kab. Sukabumi dan Kab. Bandung, lalu di Provinsi Jawa Tengah ada Kab. Cilacap, Kota Semarang dan Kab. Banyumas.
Kemudian di Provinsi Jawa Timur yaitu Kab. Ponorogo, Trenggalek, dan Situbondo. Satu provinsi di luar Jawa, yakni Provinsi Sulawesi Selatan juga turut menjadi perhatian BNPB, yakni di Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Bone.
Ganip menyampaikan, pihaknya sudah menyusun rencana untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina.
“Kami sudah menginstruksikan kepada BPBD daerah untuk menyusun rencana kontijensi dalam menanggapi bencana hidrometeorologi basah ini,” tuturnya.
Sebelumnya BMKG menyampaikan prediksi peningkatan curah hujan 70-100 persen secara merata di Pulau Jawa-Bali akibat La Nina. Kepala Daerah yang wilayahnya rawan menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor diminta waspada.
Reporter: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi