Gatot Kaitkan Pembongkaran Patung Soeharto Cs di Makostrad Gambir dengan Kebangkitan PKI, Kostrad: Itu Fitnah

Murianews
Selasa, 28 September 2021 14:51:05


[caption id="attachment_242547" align="alignleft" width="1280"]
Diorama patung Soeharto, Sarwo Edhie dan AH Nasution di Makostrad. (Dok. Kostrad)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Keberadaan patung Soeharto, Sarwo Edhie dan AH Nasution dibongkar. Pembongkaran patung tiga tokoh utama penumpasan PKI itu pun kemudian dikaitkan dengan kebangkitan organisasi terlarang di Indonesia itu.
Tuduhan itu dikoarkan, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Pada acara webinar yang berjudul 'TNI Vs PKI' pada Minggu (26/9), Gatot menyebut TNI telah disusupi faham PKI. Salah satu bukti yang dipaparkannya adalah dihilangkannya barang-barang yang berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme dari Museum Dharma Bhakti, Makostrad, Gambir, Jakarta Pusat.
“Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G-30S-PKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO,” ungkap Gatot, dikutip dari Detikcom, Selasa (28/9/2021).
Tuduhan dari mantan Panglima TNI itu pun dibantah. Kostrad memberikan penjelasan, pembongkaran patung itu merupakan inisiatif dari mantan Pangkostrad Letjend TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.
“Bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad,” ujar Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana, dikutip dari Detikcom.
Diketahui, Azmyn Yusri Nasution atau AY Nasution merupakan penggagas pembuatan patung Soeharto dkk. Pembuatannya dilakukan saat AY Nasution menjadi Pangkostrad, yakni sejak 9 Agustus 2011 hingga 13 Maret 2012. Selanjutnya, AY Nasution berinisiatif menemui Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman untuk meminta izin membongkar patung-patung tersebut.
“Letnan Jenderal TNI (purn) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilakan,” sambung Haryanta.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber: Detikcom

MURIANEWS, Jakarta – Keberadaan patung Soeharto, Sarwo Edhie dan AH Nasution dibongkar. Pembongkaran patung tiga tokoh utama penumpasan PKI itu pun kemudian dikaitkan dengan kebangkitan organisasi terlarang di Indonesia itu.
Tuduhan itu dikoarkan, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Pada acara webinar yang berjudul 'TNI Vs PKI' pada Minggu (26/9), Gatot menyebut TNI telah disusupi faham PKI. Salah satu bukti yang dipaparkannya adalah dihilangkannya barang-barang yang berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme dari Museum Dharma Bhakti, Makostrad, Gambir, Jakarta Pusat.
“Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G-30S-PKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO,” ungkap Gatot, dikutip dari Detikcom, Selasa (28/9/2021).
Tuduhan dari mantan Panglima TNI itu pun dibantah. Kostrad memberikan penjelasan, pembongkaran patung itu merupakan inisiatif dari mantan Pangkostrad Letjend TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.
“Bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad,” ujar Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana, dikutip dari Detikcom.
Diketahui, Azmyn Yusri Nasution atau AY Nasution merupakan penggagas pembuatan patung Soeharto dkk. Pembuatannya dilakukan saat AY Nasution menjadi Pangkostrad, yakni sejak 9 Agustus 2011 hingga 13 Maret 2012. Selanjutnya, AY Nasution berinisiatif menemui Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman untuk meminta izin membongkar patung-patung tersebut.
“Letnan Jenderal TNI (purn) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilakan,” sambung Haryanta.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber: Detikcom