WHO Nilai Mobilitas di Jawa-Bali Melesat, Menkominfo: Jangan Lengah!
Murianews
Selasa, 21 September 2021 15:07:21
MURIANEWS, Jakarta – Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti tingginya
mobilitas warga di Indonesinya, khususnya wilayah Jawa-Bali dalam sepekan terakhir. Sorotan itu diungkap dalam rilisi Rabu (15/9/2021) lalu.
Menurut WHO peningkatan
mobilitas itu terjadi sejak 18 Agustus 2021 setelah pemerintah melonggarkan
PPKM pada 26 Juli 2021. Kenaikan ini terjadi terutama pada stasiun transit, area ritel, dan tempat wisata di Jawa dan Bali.
WHO menyebut, mobilitas tertinggi berada di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Di empat provinsi tersebut, bahkan tingkat mobilitas menyamai kondisi seperti sebelum pandemi.
Menyikapi itu, pemerintah dengan tegas meminta masyarakat agar tidak lengah dan selalu patuh pada protokol kesehatan, terutama menggunakan masker. Pemerintah juga meningkatkan sinergitas dengan daerah dalam mengawasi situasi di lapangan.
“Pemerintah menegaskan, walaupun penanganan
Covid-19 di Indonesia mengarah pada tren dan kondisi yang baik, masyarakat jangan lengah. Mari kita jaga bersama arus mobilitas seefisien mungkin diiringi penerapan protokol kesehatan yang ketat selama bepergian, khususnya memakai masker,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dikutip dari
Detikcom, Selasa (21/9/2021).
Dalam laporannya, WHO menyarankan Indonesia segera mengantisipasi kondisi itu. Rencana yang jelas dan konkret perlu disiapkan guna mengurangi potensi dampak dari peningkatan mobilitas masyarakat. Hal ini juga harus diikuti dengan strategi penguatan kapasitas sistem kesehatan di tingkat nasional dan tingkat subnasional.
“Jangan sampai kembali terjadi lonjakan kasus di negara kita dikarenakan peningkatan mobilitas masyarakat ini. Untuk itu, pemerintah memperkuat sinergitas dengan pemerintah daerah dalam memantau pelaksanaan PPKM di setiap wilayah,” kata Johnny.Sejalan dengan arahan WHO agar pemerintah selalu waspada di tengah pembukaan kegiatan dan meningkatnya mobilitas publik, Menkominfo mengajak setiap pihak untuk mawas diri.“Kita juga bisa melihat pada pengalaman negara tetangga, yang kembali mengalami lonjakan kasus ketika pelonggaran diberikan dan masyarakat menjadi lengah. Saya sarankan bila harus mengunjungi ruang publik, pilihlah tempat yang sudah menggunakan PeduliLindungi sebagai alat skrining akses masuk. Selain itu, jangan lupa tetap pakai masker dan segera vaksinasi,” ujar Johnny. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber:
Detikcom
[caption id="attachment_227355" align="alignleft" width="1280"]

Gubernur Ganjar Pranowo memantau mobilitas saat PPKM di wilayahnya sambil bersepeda beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti tingginya
mobilitas warga di Indonesinya, khususnya wilayah Jawa-Bali dalam sepekan terakhir. Sorotan itu diungkap dalam rilisi Rabu (15/9/2021) lalu.
Menurut WHO peningkatan
mobilitas itu terjadi sejak 18 Agustus 2021 setelah pemerintah melonggarkan
PPKM pada 26 Juli 2021. Kenaikan ini terjadi terutama pada stasiun transit, area ritel, dan tempat wisata di Jawa dan Bali.
WHO menyebut, mobilitas tertinggi berada di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Di empat provinsi tersebut, bahkan tingkat mobilitas menyamai kondisi seperti sebelum pandemi.
Menyikapi itu, pemerintah dengan tegas meminta masyarakat agar tidak lengah dan selalu patuh pada protokol kesehatan, terutama menggunakan masker. Pemerintah juga meningkatkan sinergitas dengan daerah dalam mengawasi situasi di lapangan.
“Pemerintah menegaskan, walaupun penanganan
Covid-19 di Indonesia mengarah pada tren dan kondisi yang baik, masyarakat jangan lengah. Mari kita jaga bersama arus mobilitas seefisien mungkin diiringi penerapan protokol kesehatan yang ketat selama bepergian, khususnya memakai masker,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dikutip dari
Detikcom, Selasa (21/9/2021).
Dalam laporannya, WHO menyarankan Indonesia segera mengantisipasi kondisi itu. Rencana yang jelas dan konkret perlu disiapkan guna mengurangi potensi dampak dari peningkatan mobilitas masyarakat. Hal ini juga harus diikuti dengan strategi penguatan kapasitas sistem kesehatan di tingkat nasional dan tingkat subnasional.
“Jangan sampai kembali terjadi lonjakan kasus di negara kita dikarenakan peningkatan mobilitas masyarakat ini. Untuk itu, pemerintah memperkuat sinergitas dengan pemerintah daerah dalam memantau pelaksanaan PPKM di setiap wilayah,” kata Johnny.
Sejalan dengan arahan WHO agar pemerintah selalu waspada di tengah pembukaan kegiatan dan meningkatnya mobilitas publik, Menkominfo mengajak setiap pihak untuk mawas diri.
“Kita juga bisa melihat pada pengalaman negara tetangga, yang kembali mengalami lonjakan kasus ketika pelonggaran diberikan dan masyarakat menjadi lengah. Saya sarankan bila harus mengunjungi ruang publik, pilihlah tempat yang sudah menggunakan PeduliLindungi sebagai alat skrining akses masuk. Selain itu, jangan lupa tetap pakai masker dan segera vaksinasi,” ujar Johnny.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber:
Detikcom