Kemlu Tepis Anggapan Jokowi Jalin Komunikasi Diam-Diam dengan Taliban
Murianews
Rabu, 18 Agustus 2021 13:36:56
MURIANEWS, Jakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menepis pernyataan Jokowi diam-diam menjalin komunikasi dengan pimpinan Taliban di Doha, Qatar. Anggapann itu sebelumnya dilontarkan legislator PPP yang mengaku mendapatkan informasi itu.
Seperti dikutip dari
Detik.com, pernyataan itu disampaikan anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha. Dia mengaku mendapatkan informasi itu. Dia juga membuktikan bukti dengan lawatan Menlu Retno Marsudi ke Doha beberapa bulan lalu.
“Meskipun Presiden Jokowi tampak menunjukkan 'keakraban' dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang sekarang memilih kabur ke Tajikistan. Menurut informasi yang saya peroleh, diam-diam Presiden Jokowi juga terus-menerus menjalin hubungan dengan pimpinan pejuang Taliban yang berpusat di Doha, Qatar,” ujar Tamliha, Selasa (17/8/2021).
“Terakhir, beberapa bulan yang lalu Menlu RI Retno Marsudi juga berkunjung ke Doha, yang tentunya mengemban misi yang sama,” sambung dia.
Tamliha juga berharap Jokowi terus menjalin komunikasi dengan para pemimpin Taliban yang akan memimpin Afghanistan.
“Pemerintah Indonesia telah mengambil sikap yang tegas dengan tidak memulangkan para diplomatnya, termasuk Duta Besarnya dari Afganistan, dan kita berharap Indonesia segera menjalin komunikasi diplomatiknya dengan para pemimpin pejuang Afghanistan yang akan memimpin negara tersebut. Baik yang ada di Kabul maupun yang bermarkas di Doha, Qatar,” tuturnya.
Kemlu kemudian meluruskan informasi itu dengan memberikan penjelasan rinci komunikasi Indonesia dengan Taliban dan Pemerintah Afganistan. Melalui Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah, Kemlu mengatakan Indonesia ikut dalam proses yang disebut Troika Plus.
“Indonesia ikut dalam proses yang disebut dengan Troika Plus. Melalui kesertaan tersebut, Indonesia berkesempatan berkomunikasi dengan para pihak yang berseberangan, yaitu Republik Afghanistan dan Taliban,” katanya, Selasa (17/8/2021).
“Troika itu disponsori oleh Qatar dan kita (Indonesia) merupakan salah satu negara yang diundang,” imbuhnya.
Faizasyah menyebut, tak hanya Indonesia saja. Beberapa negara yang juga tergabung dalam Troika Plus berkomunikasi dengan Taliban, seperti Jerman dan Norwegia.“Adalah satu keniscayaan bila negara-negara yang ikut serta dalam dialog tersebut berinteraksi dan berbicara dengan pihak-pihak yang terlibat, termasuk Taliban. Jadi dengan demikian, sejak beberapa waktu lalu, sudah ada komunikasi, tapi dalam proses atau track yang berbeda,” terang Faizasyah.Faizasyah juga mengungkapkan Direktur Jenderal (Dirjen) Asia Pasifik dan Afrika Kemlu, Abdul Kadir Jailani, beberapa hari lalu juga sempat komunikasi dengan pimpinan Taliban secara virtual. Komunikasi yang dilakukan RI inilah bagian dari proses Torika Plus.“Kemudian secara terpisah, beberapa hari lalu dirjen di Kemlu, Pak Abdul Kadir, ada berdialog dengan pihak Taliban. Komunikasi ini juga bisa dilihat sebagai bagian dari proses Troika Plus. Silakan dicek di akun tweet-nya Pak Kadir,” sebutnya.Menurut Faizasyah, publik mengetahui bahwa Indonesia memang berkesempatan untuk berkomunikasi dengan Taliban. Bahkan Indonesia juga memiliki andil dalam mempertemukan ulama-ulama Tanah Air dengan ulama-ulama Afghanistan.“Publik mengetahui bahwa Indonesia menjadi bagian dari proses untuk mencari solusi damai atas konflik di sana dan berkomunikasi dengan semua pihak di Afghanistan,” tutur Faizasyah.“Indonesia juga berkontribusi dalam kegiatan yang mempertemukan para ulama Afghanistan dengan ulama Indonesia, mempertemukan perempuan-perempuan muslim berpengaruh di Indonesia dengan pihak-pihak terkait. Jadi kesemuanya adalah bagian dari kerja diplomasi Indonesia,” jelasnya. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber:
Detik.com
[caption id="attachment_234365" align="alignleft" width="1280"]

Menlu Retno saat mengikuti pertemuan Bilateral di Doha membahas perdamaian di Timur Tengah, salah satunya membahas Afganistan, 29 Februari 2020 lalu. (Dok. Kemlu RI)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menepis pernyataan Jokowi diam-diam menjalin komunikasi dengan pimpinan Taliban di Doha, Qatar. Anggapann itu sebelumnya dilontarkan legislator PPP yang mengaku mendapatkan informasi itu.
Seperti dikutip dari
Detik.com, pernyataan itu disampaikan anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha. Dia mengaku mendapatkan informasi itu. Dia juga membuktikan bukti dengan lawatan Menlu Retno Marsudi ke Doha beberapa bulan lalu.
“Meskipun Presiden Jokowi tampak menunjukkan 'keakraban' dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang sekarang memilih kabur ke Tajikistan. Menurut informasi yang saya peroleh, diam-diam Presiden Jokowi juga terus-menerus menjalin hubungan dengan pimpinan pejuang Taliban yang berpusat di Doha, Qatar,” ujar Tamliha, Selasa (17/8/2021).
“Terakhir, beberapa bulan yang lalu Menlu RI Retno Marsudi juga berkunjung ke Doha, yang tentunya mengemban misi yang sama,” sambung dia.
Tamliha juga berharap Jokowi terus menjalin komunikasi dengan para pemimpin Taliban yang akan memimpin Afghanistan.
“Pemerintah Indonesia telah mengambil sikap yang tegas dengan tidak memulangkan para diplomatnya, termasuk Duta Besarnya dari Afganistan, dan kita berharap Indonesia segera menjalin komunikasi diplomatiknya dengan para pemimpin pejuang Afghanistan yang akan memimpin negara tersebut. Baik yang ada di Kabul maupun yang bermarkas di Doha, Qatar,” tuturnya.
Kemlu kemudian meluruskan informasi itu dengan memberikan penjelasan rinci komunikasi Indonesia dengan Taliban dan Pemerintah Afganistan. Melalui Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah, Kemlu mengatakan Indonesia ikut dalam proses yang disebut Troika Plus.
“Indonesia ikut dalam proses yang disebut dengan Troika Plus. Melalui kesertaan tersebut, Indonesia berkesempatan berkomunikasi dengan para pihak yang berseberangan, yaitu Republik Afghanistan dan Taliban,” katanya, Selasa (17/8/2021).
“Troika itu disponsori oleh Qatar dan kita (Indonesia) merupakan salah satu negara yang diundang,” imbuhnya.
Faizasyah menyebut, tak hanya Indonesia saja. Beberapa negara yang juga tergabung dalam Troika Plus berkomunikasi dengan Taliban, seperti Jerman dan Norwegia.
“Adalah satu keniscayaan bila negara-negara yang ikut serta dalam dialog tersebut berinteraksi dan berbicara dengan pihak-pihak yang terlibat, termasuk Taliban. Jadi dengan demikian, sejak beberapa waktu lalu, sudah ada komunikasi, tapi dalam proses atau track yang berbeda,” terang Faizasyah.
Faizasyah juga mengungkapkan Direktur Jenderal (Dirjen) Asia Pasifik dan Afrika Kemlu, Abdul Kadir Jailani, beberapa hari lalu juga sempat komunikasi dengan pimpinan Taliban secara virtual. Komunikasi yang dilakukan RI inilah bagian dari proses Torika Plus.
“Kemudian secara terpisah, beberapa hari lalu dirjen di Kemlu, Pak Abdul Kadir, ada berdialog dengan pihak Taliban. Komunikasi ini juga bisa dilihat sebagai bagian dari proses Troika Plus. Silakan dicek di akun tweet-nya Pak Kadir,” sebutnya.
Menurut Faizasyah, publik mengetahui bahwa Indonesia memang berkesempatan untuk berkomunikasi dengan Taliban. Bahkan Indonesia juga memiliki andil dalam mempertemukan ulama-ulama Tanah Air dengan ulama-ulama Afghanistan.
“Publik mengetahui bahwa Indonesia menjadi bagian dari proses untuk mencari solusi damai atas konflik di sana dan berkomunikasi dengan semua pihak di Afghanistan,” tutur Faizasyah.
“Indonesia juga berkontribusi dalam kegiatan yang mempertemukan para ulama Afghanistan dengan ulama Indonesia, mempertemukan perempuan-perempuan muslim berpengaruh di Indonesia dengan pihak-pihak terkait. Jadi kesemuanya adalah bagian dari kerja diplomasi Indonesia,” jelasnya.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber:
Detik.com