Viral Pengakuan Soimah Didatangi Petugas Pajak Bawa Debt Collector

Cholis Anwar
Jumat, 7 April 2023 12:58:22


Murianews, Jakarta – Viral pengakuan artis serba bisa, Soimah Pancawati yang menceritakan kisahnya saat didatangi oleh petugas pajak dengan perlakuan tidak menyenangkan.
Bahkan perlakuan tersebut diakui tidak hanya sekali, tetapi sudah beberapa kali. Kemudian yang paling parah, Soimah mengatakan pernah didatangi petugas pajak dengan membawa debt collector.
”Tahun 2015, datang ke rumah, orang pajak buka pagar tanpa kulonuwun (permisi) tiba-tiba di depan pintu yang seakan-akan saya mau melarikan diri,” ujar Soimah dikutip dari YouTube Blakasuta, Jumat (6/4/2023).
Soimah juga merasa dirinya selalu dicurigai oleh petugas pajak atas apapun yang dilakukan. Bahkan Soimah harus menyimpan semua nota pengeluarannya.
Baca:Ponpes Gontor Minta Maaf, Akui Ada Penganiayaan Terhadap Anaknya Soimah
”Waktu itu awal-awal sukses, kalau banyak uang, tugas saya pertama membahagiakan, membantu keluarga, masak bantu keluarga enggak boleh? Dijaluki (dimintai) nota mas. Lha masak aku bantu saudara pakai nota, jadi enggak percaya ”masak bantu saudara segini besarnya”, yo sak karepku to (terserah aku dong). Jadi harus pakai nota, itu tahun 2015,” cerita Soimah.
Bukan itu saja, pendopo yang saat itu belum selesai dibangun, yang tujuannya dibangun adalah untuk mewadahi para seniman, juga tak luput dari penilaian pajak.
”Ini pendopo belum jadi, udah dikelilingi sama orang pajak. Didatangi, diukur, dari jam 10.00 pagi sampai jam 05.00 sore, ngukuri pendopo. Akhirnya pendopo itu di appraisal hampir Rp 50 miliar, padahal saya bikin aja belum tahu total habisnya berapa,” terang Soimah.
Baca: Pelaksanaan Porprov Jateng 2023 Dimajukan
Saat tahu pendopo yang dibangunnya dinilai hampir Rp 50 miliar, Soimah merasa bingung, antara sedih atau senang.
”Di sisi lain saya sedih, kok bisa begitu, di sisi lain saya senang. Senangnya gini, kalau itu laku Rp 50 miliar, tukunen, aku untung nanti aku baru bayar pajak, tukunen nek payu Rp 50 miliar,” ucap Soimah.
Yang membuat Soimah kesal, dia juga pernah didatangi oknum petugas pajak bersama dengan debt collektor. Dia dituding sengaja menghindari petugas pajak dengan selalu tidak ada di rumah, padahal Soimah memang sedang bekerja di Jakarta.
”Jadi posisi saya sering di Jakarta, di rumah alamat KTP kan ditempat mertua saya, selalu didatangi, bapak selalu dapat surat, bapak kan kepikiran, enggak ngerti apa-apa. Akhirnya datang orang pajak ke tempat kakak saya, bawa debt collector, bawa dua, gebrak meja, itu di rumah kakak saya,” lanjutnya.
Walaupun menyayangkan tindakan oknum petugas pajak tersebut, Soimah mengatakan dirinya tetap taat bayar pajak.
Baca: Samsat Kudus Ditarget Kumpulkan Rp 185 Miliar dari Pajak Kendaraan
”Soimah enggak bakal lari kok, bisa dicari, jangan khawatir, bayar pasti bayar, tapi perlakukan lah dengan baik. Saya kerja hasil jerih payah, proses panjang, keringat saya sendiri, bukan hasil maling, bukan hasil korupsi, kok saya diperlakukan seakan-akan saya ba****an, saya ini koruptor,” sesalnya.
Bahkan perlakuan tersebut diakui tidak hanya sekali, tetapi sudah beberapa kali. Kemudian yang paling parah, Soimah mengatakan pernah didatangi petugas pajak dengan membawa debt collector.
”Tahun 2015, datang ke rumah, orang pajak buka pagar tanpa kulonuwun (permisi) tiba-tiba di depan pintu yang seakan-akan saya mau melarikan diri,” ujar Soimah dikutip dari YouTube Blakasuta, Jumat (6/4/2023).
Soimah juga merasa dirinya selalu dicurigai oleh petugas pajak atas apapun yang dilakukan. Bahkan Soimah harus menyimpan semua nota pengeluarannya.
Baca:Ponpes Gontor Minta Maaf, Akui Ada Penganiayaan Terhadap Anaknya Soimah
”Waktu itu awal-awal sukses, kalau banyak uang, tugas saya pertama membahagiakan, membantu keluarga, masak bantu keluarga enggak boleh? Dijaluki (dimintai) nota mas. Lha masak aku bantu saudara pakai nota, jadi enggak percaya ”masak bantu saudara segini besarnya”, yo sak karepku to (terserah aku dong). Jadi harus pakai nota, itu tahun 2015,” cerita Soimah.
Bukan itu saja, pendopo yang saat itu belum selesai dibangun, yang tujuannya dibangun adalah untuk mewadahi para seniman, juga tak luput dari penilaian pajak.
”Ini pendopo belum jadi, udah dikelilingi sama orang pajak. Didatangi, diukur, dari jam 10.00 pagi sampai jam 05.00 sore, ngukuri pendopo. Akhirnya pendopo itu di appraisal hampir Rp 50 miliar, padahal saya bikin aja belum tahu total habisnya berapa,” terang Soimah.
Baca: Pelaksanaan Porprov Jateng 2023 Dimajukan
Saat tahu pendopo yang dibangunnya dinilai hampir Rp 50 miliar, Soimah merasa bingung, antara sedih atau senang.
”Di sisi lain saya sedih, kok bisa begitu, di sisi lain saya senang. Senangnya gini, kalau itu laku Rp 50 miliar, tukunen, aku untung nanti aku baru bayar pajak, tukunen nek payu Rp 50 miliar,” ucap Soimah.
Yang membuat Soimah kesal, dia juga pernah didatangi oknum petugas pajak bersama dengan debt collektor. Dia dituding sengaja menghindari petugas pajak dengan selalu tidak ada di rumah, padahal Soimah memang sedang bekerja di Jakarta.
”Jadi posisi saya sering di Jakarta, di rumah alamat KTP kan ditempat mertua saya, selalu didatangi, bapak selalu dapat surat, bapak kan kepikiran, enggak ngerti apa-apa. Akhirnya datang orang pajak ke tempat kakak saya, bawa debt collector, bawa dua, gebrak meja, itu di rumah kakak saya,” lanjutnya.
Walaupun menyayangkan tindakan oknum petugas pajak tersebut, Soimah mengatakan dirinya tetap taat bayar pajak.
Baca: Samsat Kudus Ditarget Kumpulkan Rp 185 Miliar dari Pajak Kendaraan
”Soimah enggak bakal lari kok, bisa dicari, jangan khawatir, bayar pasti bayar, tapi perlakukan lah dengan baik. Saya kerja hasil jerih payah, proses panjang, keringat saya sendiri, bukan hasil maling, bukan hasil korupsi, kok saya diperlakukan seakan-akan saya ba****an, saya ini koruptor,” sesalnya.