Tren Ateis Meningkat, Haedar Nashir: Islam Perlu Hadir di Berbagai Tempat

Cholis Anwar
Kamis, 6 April 2023 13:03:48


Murianews, Jakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyoroti tren ateis yang saat ini terus mengalami peningkatan. Bahkan dari tahun ke tahun, persentasenya terus meningkat.
Haedar mengatakan, di kawasan Timur Tengah pada tahun 2013 populasi ateisme sekitar 8 persen. Kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2019 yang mencapai 13 persen.
Haedar Nashir memandang fenomena itu menandakan kelompok dakwah Islam tidak hadir membawa solusi atas keresahan teologis anak-anak muda.
”Temuan-temuan ini mengkonfirmasi kehebohan di dunia medsos pada tahun 2021 ketika Walid al Huseini mengaku Tuhan, tetapi ini sebagai satire dan mempropagandakan ateisme di Timur Tengah,” kata Haedar dilansir dari lama resmi Muhammadiyah, Kamis (6/5/2023).
Baca: Haedar Nashir Kembali Jadi Ketua Umum Muhammadiyah
Di Indonesia sendiri, lanjut Haedar, pada tahun 2022 lalu sebanyak 1 persen populasi masyarakat juga mengaku ateis. Sementara di saat yang sama, berkat dukungan internet tren puritanisme juga naik daun.
Melihat kondisi itu, Haedar Nashir berpendapat, Islam perlu memenuhi kehausan spiritual masyarakat. Salah satu tantangannya adalah menghadirkan nilai-nilai ajaran agama yang mencerahkan kehidupan.
”Apa yang diperlukan oleh kita ialah bagaimana bisa beradaptasi dengan manusia yang pada dasarnya sudah berjiwa agama. Kalau kita ingin dakwah dengan agama yang mencerahkan, hadirkan agama itu bisa kompatibel dengan fitrahnya,” terangnya.
Haedar menyampaikan, Islam perlu kembali membangun spiritualitasnya. Namun, tidak hanya di masjid, melainkan di berbagai tempat termasuk pasar hingga mal.
Baca: Buka Tanwir Muktamar Muhammadiyah, Ini Pesan Haedar Nashir
”Jadi, ketika kita sekarang misalkan memakmurkan masjid, bagus, tapi pada saat yang sama spiritualitas Islam juga perlu hadir di pasar, di mal, di berbagai tempat, bahkan di tempat-tempat orang gelisah dan terpinggirkan,” katanya.
Haedar mengatakan, di kawasan Timur Tengah pada tahun 2013 populasi ateisme sekitar 8 persen. Kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2019 yang mencapai 13 persen.
Haedar Nashir memandang fenomena itu menandakan kelompok dakwah Islam tidak hadir membawa solusi atas keresahan teologis anak-anak muda.
”Temuan-temuan ini mengkonfirmasi kehebohan di dunia medsos pada tahun 2021 ketika Walid al Huseini mengaku Tuhan, tetapi ini sebagai satire dan mempropagandakan ateisme di Timur Tengah,” kata Haedar dilansir dari lama resmi Muhammadiyah, Kamis (6/5/2023).
Baca: Haedar Nashir Kembali Jadi Ketua Umum Muhammadiyah
Di Indonesia sendiri, lanjut Haedar, pada tahun 2022 lalu sebanyak 1 persen populasi masyarakat juga mengaku ateis. Sementara di saat yang sama, berkat dukungan internet tren puritanisme juga naik daun.
Melihat kondisi itu, Haedar Nashir berpendapat, Islam perlu memenuhi kehausan spiritual masyarakat. Salah satu tantangannya adalah menghadirkan nilai-nilai ajaran agama yang mencerahkan kehidupan.
”Apa yang diperlukan oleh kita ialah bagaimana bisa beradaptasi dengan manusia yang pada dasarnya sudah berjiwa agama. Kalau kita ingin dakwah dengan agama yang mencerahkan, hadirkan agama itu bisa kompatibel dengan fitrahnya,” terangnya.
Haedar menyampaikan, Islam perlu kembali membangun spiritualitasnya. Namun, tidak hanya di masjid, melainkan di berbagai tempat termasuk pasar hingga mal.
Baca: Buka Tanwir Muktamar Muhammadiyah, Ini Pesan Haedar Nashir
”Jadi, ketika kita sekarang misalkan memakmurkan masjid, bagus, tapi pada saat yang sama spiritualitas Islam juga perlu hadir di pasar, di mal, di berbagai tempat, bahkan di tempat-tempat orang gelisah dan terpinggirkan,” katanya.