BMKG Minta Pemerintah Siap Hadapi El Nino
Cholis Anwar
Senin, 27 Maret 2023 09:16:27
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, terkait prakiraan dinamika atmosfer-laut, La Nina diprediksi akan segera beralih ke fase netral pada periode Maret 2023 dan bertahan hingga semester pertama 2023.
Sedangkan, pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60 persen bahwa kondisi netral akan beralih menuju fase El Nino.
”Kondisi El Nino umumnya memberikan dampak berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia dan berpotensi menimbulkan kekeringan meteorologis,” terangnya mengutip
Antara, Senin (27/3/2023).
Baca: Hari Meteorologi Sedunia Diperingati Tiap 23 Maret, Ini Sejarah Berdirinya BMKGOleh karena itu, Dwikorita mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya.
”Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih,” tuturnya.Ia mengatakan, situasi itu memerlukan aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir.
Baca: BMKG Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem di Jateng 6 Jam ke Depan, Ada Kudus dan JeparaTidak hanya itu, pemerintah daerah dan masyarakat diminta lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.Dwikorita juga menyampaikan bahwa puncak musim kemarau pada 2023 diprediksi terjadi pada Agustus.
Murianews, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta kepada pemerintah dari pusat hingga daerah serta kementerian terkait untuk bersiap menghadapi fenomena El Nino. Fenomena ini diperkirakan akan terjadi pada semester dua 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, terkait prakiraan dinamika atmosfer-laut, La Nina diprediksi akan segera beralih ke fase netral pada periode Maret 2023 dan bertahan hingga semester pertama 2023.
Sedangkan, pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60 persen bahwa kondisi netral akan beralih menuju fase El Nino.
”Kondisi El Nino umumnya memberikan dampak berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia dan berpotensi menimbulkan kekeringan meteorologis,” terangnya mengutip
Antara, Senin (27/3/2023).
Baca: Hari Meteorologi Sedunia Diperingati Tiap 23 Maret, Ini Sejarah Berdirinya BMKG
Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya.
”Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih,” tuturnya.
Ia mengatakan, situasi itu memerlukan aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir.
Baca: BMKG Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem di Jateng 6 Jam ke Depan, Ada Kudus dan Jepara
Tidak hanya itu, pemerintah daerah dan masyarakat diminta lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.
Dwikorita juga menyampaikan bahwa puncak musim kemarau pada 2023 diprediksi terjadi pada Agustus.