Pembuat Jurnal Didorong Tembus Akreditasi Sinta 1
Anggara Jiwandhana
Selasa, 30 November 2021 17:31:36
MURIANEWS, Yogyakarta – Editor In Chief Jurnal Sinta 2 Dr Uwes Fathoni MAg mendorong para pembuat
jurnal Ilmu Komunikasi untuk bisa tembus akreditasi Sinta 1. Sebab, hingga kini belum ada jurnal Ilmu Komunikasi yang menembus peringkat itu.
Menurutnya, dari 142 jurnal ilmu komunikasi yang ada, paling tinggi, berada pada Sinta 2. Di mana ada sebanyak 23 jurnal.
“Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI) bisa ini, untuk membuat jurnal internasional, sehingga bisa tembus Sinta 1,” kata dia dikutip
MURIANEWS dalam webinar dengan tema Persiapan Akreditasi Jurnal Komunikasi sesuai kebijakan baru 2021 oleh Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI), Selasa (30/11/2021).
Uwes menyebut, rata-rata jurnal komunikasi sendiri berada di tingkatan Sinta 4, yakni sebanyak 56 jurnal. Kemudian pada Sinta 5 juga cukup banyak jurnal komunikasi, yakni sebanyak 38 jurnal.
“Untuk Sinta 3 ada 19 dan Sinta 6 terbilang sedikit yakni sebanyak 6 buah jurnal saja,” imbuh dia.
Baca juga: Kebutuhan Penerbitan Jurnal Terus MeningkatGuna meningkatkan kualitas jurnal ilmu komunikasi tersebut, pihaknya pun mendorong para penulis jurnal untuk memperkaya kajian komunikasinya hingga peningkatan managemen refrensinya.
Mulai dari Mendeley, Zotero,hingga Endnote.”Pengecekan plagiarisme juga perlu dilakukan, maksimal hanya boleh 20 persen saja,” pungkasnya.
Mulai dari Mendeley, Zotero,hingga Endnote.”Pengecekan plagiarisme juga perlu dilakukan, maksimal hanya boleh 20 persen saja,” pungkasnya.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencatat ada sebanyak 5.590 jurnal yang telah terakreditasi. Jumlah tersebut, diakreditasi sejak 2016 lalu.
Baca juga: 5.590 Jurnal Terakreditasi Sejak 2016“Pada tahun 2020 juga ada sebanyak 3000-an jurnal baru yang diajukan ke Dirjen, dan akan segera diverifikasi untuk bisa segera dikategorikan,” kata Yoga Dwi Arianda dari Tim Arjuna (Akreditasi Jurnal Nasional, Red) Kemendikbud.Dari kementerian sendiri, mendukung adanya peningkatan jurnal. Sehingga yang berada di peringkat bawah bisa naik ke peringkat atas.“Dari kami biasanya menggelar workshop akreditasi jurnal bagi mereka yang jurnalnya ingin naik peringkat. Atau juga kami menggelar workshop internasionalisasi jurnal bagi peringkat 2 dan 3, kami juga memberi insentif bagi jurnal yang terakreditasi lembaga jurnal international Scopus” pungkasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_255627" align="alignleft" width="1280"]

Editor In Chief Jurnal Sinta 2 Dr Uwes Fathoni. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Yogyakarta – Editor In Chief Jurnal Sinta 2 Dr Uwes Fathoni MAg mendorong para pembuat
jurnal Ilmu Komunikasi untuk bisa tembus akreditasi Sinta 1. Sebab, hingga kini belum ada jurnal Ilmu Komunikasi yang menembus peringkat itu.
Menurutnya, dari 142 jurnal ilmu komunikasi yang ada, paling tinggi, berada pada Sinta 2. Di mana ada sebanyak 23 jurnal.
“Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI) bisa ini, untuk membuat jurnal internasional, sehingga bisa tembus Sinta 1,” kata dia dikutip
MURIANEWS dalam webinar dengan tema Persiapan Akreditasi Jurnal Komunikasi sesuai kebijakan baru 2021 oleh Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI), Selasa (30/11/2021).
Uwes menyebut, rata-rata jurnal komunikasi sendiri berada di tingkatan Sinta 4, yakni sebanyak 56 jurnal. Kemudian pada Sinta 5 juga cukup banyak jurnal komunikasi, yakni sebanyak 38 jurnal.
“Untuk Sinta 3 ada 19 dan Sinta 6 terbilang sedikit yakni sebanyak 6 buah jurnal saja,” imbuh dia.
Baca juga: Kebutuhan Penerbitan Jurnal Terus Meningkat
Guna meningkatkan kualitas jurnal ilmu komunikasi tersebut, pihaknya pun mendorong para penulis jurnal untuk memperkaya kajian komunikasinya hingga peningkatan managemen refrensinya.
Mulai dari Mendeley, Zotero,hingga Endnote.”Pengecekan plagiarisme juga perlu dilakukan, maksimal hanya boleh 20 persen saja,” pungkasnya.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencatat ada sebanyak 5.590 jurnal yang telah terakreditasi. Jumlah tersebut, diakreditasi sejak 2016 lalu.
Baca juga: 5.590 Jurnal Terakreditasi Sejak 2016
“Pada tahun 2020 juga ada sebanyak 3000-an jurnal baru yang diajukan ke Dirjen, dan akan segera diverifikasi untuk bisa segera dikategorikan,” kata Yoga Dwi Arianda dari Tim Arjuna (Akreditasi Jurnal Nasional, Red) Kemendikbud.
Dari kementerian sendiri, mendukung adanya peningkatan jurnal. Sehingga yang berada di peringkat bawah bisa naik ke peringkat atas.
“Dari kami biasanya menggelar workshop akreditasi jurnal bagi mereka yang jurnalnya ingin naik peringkat. Atau juga kami menggelar workshop internasionalisasi jurnal bagi peringkat 2 dan 3, kami juga memberi insentif bagi jurnal yang terakreditasi lembaga jurnal international Scopus” pungkasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Zulkifli Fahmi