MURIANEWS, Yogyakarta – Ketua Umum Asosiasi Penerbitan Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI) Dr Puji Lestari MSi menyebut kebutuhan penerbitan jurnal ilmiah terus meningkat tiap tahunnya.
Itu diungkapkannya saat membuka Webinar bertajuk Persiapan Akreditasi Jurnal Komunikasi sesuai kebijakan baru 2021. Acara itu diselenggarakan via Zoom Meeting, Selasa (30/11/2021).
Dalam sambutannya, Puji mengungkapkan kebutuhan jurnal komunikasi itu meningkat. Itu dibutktikan dari meningkatnya jumlah mahasiswa baru di tiap universitas yang memiliki jurusan Ilmu Komunikasi. Yakni dari 300 hingga 600 orang.
“Ini menjadi wahana komunikasi ilmiah antara peneliti, akademisi dan masyarakat pengguna. Karena pada dasarnya jurnal dibuat untik melayani orang lain,” kata Puji.
Banyaknya kebutuhan jurnal tersebut, imbuh dia, merupakan sebuah tantangan bagi penulis hingga pengelola jurnal komunikasi di Indonesia. “Banyak sekali peminat jurnal komunikasi yang harus dilayani dan ini jadi tantangan tersendiri bagi APJIKI,” katanya.
Baca juga: Kebijakan Baru Penerbitan Jurnal Dikupas
Ia berharap kegiatan webinar ini membuat penerbit jurnal ilmiah tetap menjaga dan meningkatkan mutu terbitannya.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong kepada semua anggota APJIKI untuk terus bersemangat membuat jurnal komunikasi dengan baik dan benar. Serta tentunya, sesuai dengan aturan baru yang akan berlaku.
Ketua umum APJIKI Puji Lestari (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Yogyakarta – Ketua Umum Asosiasi Penerbitan Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI) Dr Puji Lestari MSi menyebut kebutuhan penerbitan jurnal ilmiah terus meningkat tiap tahunnya.
Itu diungkapkannya saat membuka Webinar bertajuk Persiapan Akreditasi Jurnal Komunikasi sesuai kebijakan baru 2021. Acara itu diselenggarakan via Zoom Meeting, Selasa (30/11/2021).
Dalam sambutannya, Puji mengungkapkan kebutuhan jurnal komunikasi itu meningkat. Itu dibutktikan dari meningkatnya jumlah mahasiswa baru di tiap universitas yang memiliki jurusan Ilmu Komunikasi. Yakni dari 300 hingga 600 orang.
“Ini menjadi wahana komunikasi ilmiah antara peneliti, akademisi dan masyarakat pengguna. Karena pada dasarnya jurnal dibuat untik melayani orang lain,” kata Puji.
Banyaknya kebutuhan jurnal tersebut, imbuh dia, merupakan sebuah tantangan bagi penulis hingga pengelola jurnal komunikasi di Indonesia. “Banyak sekali peminat jurnal komunikasi yang harus dilayani dan ini jadi tantangan tersendiri bagi APJIKI,” katanya.
Baca juga: 
