Wakil Ketua MPR: Ketahanan Pangan Nasional Harus Diperkuat
Ali Muntoha
Kamis, 14 April 2022 11:16:54
MURIANEWS, Jakarta – Pemerintah diminta untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri, untuk mengantisipasi dampak krisis global yang muncul akibat perang Rusia-Ukraina.
Hal ini ditegaskan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijad dalam diskusi daring Mengantisipasi Ancaman Krisis Pangan Dampak Perang Ukraina-Rusia.
"Masalah pangan yang kita hadapi adalah bagian dari masalah global yang juga dihadapi oleh negara-negara lain di dunia. Karena itu kita memerlukan langkah-langkah antisipasi agar kita memiliki ketahanan pangan yang lebih baik," katanya.
Menurut Lestari, para pemangku kepentingan harus belajar dari berbagai konflik global saat ini dengan terus berupaya memperkuat sumber daya yang dimiliki agar mampu memberi jaminan ketahanan pangan, setidaknya selama pemulihan untuk bangkit dari pandemi.
”Ketahanan pangan, merupakan keadaan ketika semua orang memiliki akses sosial dan ekonomi terhadap kecukupan pangan yang bergizi untuk hidup produktif dan sehat,” ujarnya.
Pada tahun 2020, ungkap Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sejumlah badan dunia menganalisa secara komprehensif tentang ancaman serta indikasi kerawanan pangan dan malnutrisi secara global.
Pada tahun 2020, ungkap Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sejumlah badan dunia menganalisa secara komprehensif tentang ancaman serta indikasi kerawanan pangan dan malnutrisi secara global.”Berdasarkan catatan Badan Pangan Dunia (FAO), kondisi itu diperparah dengan terjadinya konflik Rusia-Ukraina sehingga menyebabkan kenaikan 17,1 persen harga komoditas biji-bijian dunia, termasuk barley, gandum dan jagung,” terangnya.Karena yang terjadi di dunia sering kali mengganggu stabilitas komoditas pangan dunia, akibat terjadinya lonjakan intervensi perdagangan dan pembatasan ekspor pangan.Kondisi itu, harus segera diantisipasi dengan berbagai langkah strategis yang terukur, lewat kolaborasi yang baik antara para pemangku kepentingan dan masyarakat, agar negeri ini mampu mewujudkan ketahanan pangan yang lebih baik. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_269782" align="alignleft" width="1280"]

Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Pemerintah diminta untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri, untuk mengantisipasi dampak krisis global yang muncul akibat perang Rusia-Ukraina.
Hal ini ditegaskan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijad dalam diskusi daring Mengantisipasi Ancaman Krisis Pangan Dampak Perang Ukraina-Rusia.
"Masalah pangan yang kita hadapi adalah bagian dari masalah global yang juga dihadapi oleh negara-negara lain di dunia. Karena itu kita memerlukan langkah-langkah antisipasi agar kita memiliki ketahanan pangan yang lebih baik," katanya.
Menurut Lestari, para pemangku kepentingan harus belajar dari berbagai konflik global saat ini dengan terus berupaya memperkuat sumber daya yang dimiliki agar mampu memberi jaminan ketahanan pangan, setidaknya selama pemulihan untuk bangkit dari pandemi.
”Ketahanan pangan, merupakan keadaan ketika semua orang memiliki akses sosial dan ekonomi terhadap kecukupan pangan yang bergizi untuk hidup produktif dan sehat,” ujarnya.
Pada tahun 2020, ungkap Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sejumlah badan dunia menganalisa secara komprehensif tentang ancaman serta indikasi kerawanan pangan dan malnutrisi secara global.
”Berdasarkan catatan Badan Pangan Dunia (FAO), kondisi itu diperparah dengan terjadinya konflik Rusia-Ukraina sehingga menyebabkan kenaikan 17,1 persen harga komoditas biji-bijian dunia, termasuk barley, gandum dan jagung,” terangnya.
Karena yang terjadi di dunia sering kali mengganggu stabilitas komoditas pangan dunia, akibat terjadinya lonjakan intervensi perdagangan dan pembatasan ekspor pangan.
Kondisi itu, harus segera diantisipasi dengan berbagai langkah strategis yang terukur, lewat kolaborasi yang baik antara para pemangku kepentingan dan masyarakat, agar negeri ini mampu mewujudkan ketahanan pangan yang lebih baik.
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha