Bonus Demografi, PR Sektor Pendidikan Diminta Segera Dituntaskan

Ali Muntoha
Senin, 28 Maret 2022 17:49:13


[caption id="attachment_262521" align="alignleft" width="1280"]
Ilustrasi: Petugas memeriksa suhu para siswa di salah satu SMP Jepara yang menggelar PTM. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan segala pekerjaan rumah (PR) di sektor pendidikan. Ini dilakukan karena peluang bonus demografi akan sia-sia jika tak segera berbenah.
Lestari menyebut, masalah di sektor pendidikan sangat kompleks, sehingga perlu sejumlah langkah strategis.
”Agar mampu menghadapi berbagai perubahan dengan memanfaatkan bonus demografi yang kita miliki," katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/3/2022).
Saat ini Indonesia sedang dalam proses menjemput peluang bonus demografi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, dengan persentase usia produktif (15-64 tahun) mencapai angka 70,72 persen merupakan aset yang sangat berharga dalam konteks pembangunan.
Pada tahun 2050, menurut perkiraan salah satu lembaga auditor dunia pada 2017 lalu, PDB Indonesia akan mencapai US$10,5 triliun dan menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia.
”Semua peluang tersebut hanya bisa dicapai jika Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berdaya saing. Peran sektor pendidikan sangat penting untuk mempersiapkan hal itu,” ujarnya.
Baca: Cegah Mutu Pendidikan Merosot saat Pandemi, Wakil Ketua MPR Sarankan Ini
Pekerjaan rumah yang sedang berjalan itu, ujar Rerie, antara lain revisi UU Sisdiknas, upaya peningkatkan kualitas tenaga pengajar, pola pembelajaran yang adaptif dan pembuatan kurikulum, serta sejumlah pengembangan infrastruktur pendidikan untuk memperluas kesempatan belajar bagi seluruh anak bangsa.
”Deretan pekerjaan rumah yang sangat mendasar dalam proses pengembangan sistem pendidikan nasional itu, harus segera dituntaskan lewat langkah-langkah yang efisien,” ujar Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah tersebut.
Kajian terhadap gap yang terjadi antara kebutuhan dan ketersediaan perangkat pendidikan yang ada harus segera dilakukan. Agar upaya mewujudkan sistem pendidikan nasional yang mampu melahirkan anak bangsa yang berkarakter dan tangguh, bisa berjalan secara terukur.
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha

MURIANEWS, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan segala pekerjaan rumah (PR) di sektor pendidikan. Ini dilakukan karena peluang bonus demografi akan sia-sia jika tak segera berbenah.
Lestari menyebut, masalah di sektor pendidikan sangat kompleks, sehingga perlu sejumlah langkah strategis.
”Agar mampu menghadapi berbagai perubahan dengan memanfaatkan bonus demografi yang kita miliki," katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/3/2022).
Saat ini Indonesia sedang dalam proses menjemput peluang bonus demografi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, dengan persentase usia produktif (15-64 tahun) mencapai angka 70,72 persen merupakan aset yang sangat berharga dalam konteks pembangunan.
Pada tahun 2050, menurut perkiraan salah satu lembaga auditor dunia pada 2017 lalu, PDB Indonesia akan mencapai US$10,5 triliun dan menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia.
”Semua peluang tersebut hanya bisa dicapai jika Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berdaya saing. Peran sektor pendidikan sangat penting untuk mempersiapkan hal itu,” ujarnya.
Baca: Cegah Mutu Pendidikan Merosot saat Pandemi, Wakil Ketua MPR Sarankan Ini
Pekerjaan rumah yang sedang berjalan itu, ujar Rerie, antara lain revisi UU Sisdiknas, upaya peningkatkan kualitas tenaga pengajar, pola pembelajaran yang adaptif dan pembuatan kurikulum, serta sejumlah pengembangan infrastruktur pendidikan untuk memperluas kesempatan belajar bagi seluruh anak bangsa.
”Deretan pekerjaan rumah yang sangat mendasar dalam proses pengembangan sistem pendidikan nasional itu, harus segera dituntaskan lewat langkah-langkah yang efisien,” ujar Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah tersebut.
Kajian terhadap gap yang terjadi antara kebutuhan dan ketersediaan perangkat pendidikan yang ada harus segera dilakukan. Agar upaya mewujudkan sistem pendidikan nasional yang mampu melahirkan anak bangsa yang berkarakter dan tangguh, bisa berjalan secara terukur.
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha