Upaya Pemulihan Dampak Bencana Diminta Ditingkatkan
Ali Muntoha
Sabtu, 5 Maret 2022 15:45:17
MURIANEWS, Jakarta – Berbagai bencana alam terjadi di Indonesia selama musim hujan. Pihak-pihak terkait diminta meningkatkan upaya pemulihan dampak bencana, untuk meringankan penderitaan para korban.
Data di laman resmi BNPB sejak 1 Januari 2022 hingga 24 Februari 2022 menyebutkan akibat sejumlah bencana seperti banjir, cuaca ekstrem, serta gempa bumi di berbagai di Indonesia tercatat korban 25 orang meninggal dunia, satu orang hilang, 1,071 juta orang menderita dan mengungsi serta 106 luka-luka.
Sedangkan properti yang dinyatakan terdampak dan mengalami kerusakan akibat sejumlah bencana itu sejumlah 14.262 rumah.
"Bencana alam yang berdampak pada kehilangan tempat tinggal bagi para korban, harus menjadi perhatian bersama," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/3/2022).
Terlebih menurut dia, baru dua bulan tahun 2022 berjalan, lebih dari satu juta jiwa harus mengungsi akibat bencana alam dan lebih dari 14 ribu rumah rusak.
Baca: Korban Meninggal Akibat Gempabumi Sumbar Bertambah Jadi 11 OrangKondisi tersebut, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus mendapat perhatian serius para pemangku kepentingan di pusat dan daerah.
Kondisi tersebut, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus mendapat perhatian serius para pemangku kepentingan di pusat dan daerah.”Karena, dengan kondisi di kawasan Nusantara yang rawan bencana alam ini potensi terjadinya bertambahnya korban jiwa dan kehilangan tempat tinggal akan sangat besar,” ujarnya.Para pemangku kepentingandiminta segera melakukan upaya pemulihan dampak bencana yang ada. Selain itu perlu juga disepakati satu mekanisme baku antara pemangku kepentingan di pusat dan daerah untuk pemulihan dampak bencana. Agar upaya perbaikan hunian atau relokasi hunian di lapangan dapat segera dilakukan pasca-bencana terjadi.”Manajemen pemulihan yang terpadu, sangat diperlukan dalam menangani dampak bencana alam agar masyarakat terdampak dapat segera beraktivitas seperti sedia kala dan lebih produktif,” katanya.Sebagai bentuk pencegahan, dibutuhkan mitigasi bencana yang terpadu sehingga pengetahuan masyarakat terhadap ancaman bencana dan penataan ruang di setiap daerah mampu menekan jumlah korban bila terjadi bencana alam. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_258424" align="alignleft" width="880"]

Kerusakan akibat gempa M 7,4 NTT di Pulau Jampea, Selayar, Sulsel. (Istimewa/Detik.com)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Berbagai bencana alam terjadi di Indonesia selama musim hujan. Pihak-pihak terkait diminta meningkatkan upaya pemulihan dampak bencana, untuk meringankan penderitaan para korban.
Data di laman resmi BNPB sejak 1 Januari 2022 hingga 24 Februari 2022 menyebutkan akibat sejumlah bencana seperti banjir, cuaca ekstrem, serta gempa bumi di berbagai di Indonesia tercatat korban 25 orang meninggal dunia, satu orang hilang, 1,071 juta orang menderita dan mengungsi serta 106 luka-luka.
Sedangkan properti yang dinyatakan terdampak dan mengalami kerusakan akibat sejumlah bencana itu sejumlah 14.262 rumah.
"Bencana alam yang berdampak pada kehilangan tempat tinggal bagi para korban, harus menjadi perhatian bersama," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/3/2022).
Terlebih menurut dia, baru dua bulan tahun 2022 berjalan, lebih dari satu juta jiwa harus mengungsi akibat bencana alam dan lebih dari 14 ribu rumah rusak.
Baca: Korban Meninggal Akibat Gempabumi Sumbar Bertambah Jadi 11 Orang
Kondisi tersebut, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus mendapat perhatian serius para pemangku kepentingan di pusat dan daerah.
”Karena, dengan kondisi di kawasan Nusantara yang rawan bencana alam ini potensi terjadinya bertambahnya korban jiwa dan kehilangan tempat tinggal akan sangat besar,” ujarnya.
Para pemangku kepentingandiminta segera melakukan upaya pemulihan dampak bencana yang ada. Selain itu perlu juga disepakati satu mekanisme baku antara pemangku kepentingan di pusat dan daerah untuk pemulihan dampak bencana. Agar upaya perbaikan hunian atau relokasi hunian di lapangan dapat segera dilakukan pasca-bencana terjadi.
”Manajemen pemulihan yang terpadu, sangat diperlukan dalam menangani dampak bencana alam agar masyarakat terdampak dapat segera beraktivitas seperti sedia kala dan lebih produktif,” katanya.
Sebagai bentuk pencegahan, dibutuhkan mitigasi bencana yang terpadu sehingga pengetahuan masyarakat terhadap ancaman bencana dan penataan ruang di setiap daerah mampu menekan jumlah korban bila terjadi bencana alam.
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha