Akses Perawatan dan Edukasi Kanker Perlu Dibuka Luas
Ali Muntoha
Sabtu, 5 Februari 2022 11:40:26
MURIANEWS, Jakarta – Kanker menjadi salah satu penyakit paling mematikan di Indonesia. Akses mengenai perawatan bagi penderita dan edukasi kepada masyarakat perlu dibuka seluas-luasnya.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Menurutnya, pengetahuan tentang kanker perlu diberikan sejak dini.
"Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang paling berbahaya dan
mematikan. Karena itu, perlu pemahaman sejak dini untuk mengatasi segala jenis ketakutan berhadapan dengan kanker," katanya.
Tahun ini, ujar Lestari, peringatan hari kanker sedunia mengusung sebuah kampanye 2022-2024 Close the Care Gap.
Dengan tema itu, Rerie sapaan akrabnya mengajak masyarakat untuk melakukan kampanye mengurangi celah perawatan pada penderita dan penyintas kanker di masa pandemi ini.
“Akses perawatan bagi penderita dan penyintas kanker, sangat penting untuk dibuka seluas-luasnya. Agar setiap penderita dan penyintas mampu merawat dan mempertahankan kehidupan mereka,” ujarnya.
Disebutkan, tantangan bagi penderita dan penyintas tak hanya soal tahapan perawatan yang dilewati selama pandemi. Namun, juga terkait upaya kampanye untuk membangun kesadaran tentang bahaya kanker secara khusus kanker serviks dan kanker payudara.
Disebutkan, tantangan bagi penderita dan penyintas tak hanya soal tahapan perawatan yang dilewati selama pandemi. Namun, juga terkait upaya kampanye untuk membangun kesadaran tentang bahaya kanker secara khusus kanker serviks dan kanker payudara.“Kesadaran mengenai berbahayanya kanker, bukan untuk menakuti diri, justru sebaliknya agar masyarakat memahami bahwa memutus sel kanker tumbuh dan menyebar adalah upaya yang bisa dilakukan,” terangnya.
Baca: Beredar Kabar Lele Bisa Picu Kanker? Ini FaktanyaTerlebih mengenai kanker serviks yang risikonya sangat tinggi. Disebutkan, data Globocan, di Indonesia sejak 2018 tercatat angka kanker serviks meningkat hampir 15 persen.Sehingga inisiatif para pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam memulai kampanye deteksi dini dan vaksinasi HPV, untuk mencegah meningkatnya penderita kanker serviks.“Semakin banyak yang dijangkau, semakin tinggi pula tingkat pemahaman masyarakat tentang kanker, sehingga mendorong setiap lapisan masyarakat untuk melakukan deteksi dini,” paparnya. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_190736" align="alignleft" width="1024"]

Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Kanker menjadi salah satu penyakit paling mematikan di Indonesia. Akses mengenai perawatan bagi penderita dan edukasi kepada masyarakat perlu dibuka seluas-luasnya.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Menurutnya, pengetahuan tentang kanker perlu diberikan sejak dini.
"Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang paling berbahaya dan
mematikan. Karena itu, perlu pemahaman sejak dini untuk mengatasi segala jenis ketakutan berhadapan dengan kanker," katanya.
Tahun ini, ujar Lestari, peringatan hari kanker sedunia mengusung sebuah kampanye 2022-2024 Close the Care Gap.
Dengan tema itu, Rerie sapaan akrabnya mengajak masyarakat untuk melakukan kampanye mengurangi celah perawatan pada penderita dan penyintas kanker di masa pandemi ini.
“Akses perawatan bagi penderita dan penyintas kanker, sangat penting untuk dibuka seluas-luasnya. Agar setiap penderita dan penyintas mampu merawat dan mempertahankan kehidupan mereka,” ujarnya.
Disebutkan, tantangan bagi penderita dan penyintas tak hanya soal tahapan perawatan yang dilewati selama pandemi. Namun, juga terkait upaya kampanye untuk membangun kesadaran tentang bahaya kanker secara khusus kanker serviks dan kanker payudara.
“Kesadaran mengenai berbahayanya kanker, bukan untuk menakuti diri, justru sebaliknya agar masyarakat memahami bahwa memutus sel kanker tumbuh dan menyebar adalah upaya yang bisa dilakukan,” terangnya.
Baca: Beredar Kabar Lele Bisa Picu Kanker? Ini Faktanya
Terlebih mengenai kanker serviks yang risikonya sangat tinggi. Disebutkan, data Globocan, di Indonesia sejak 2018 tercatat angka kanker serviks meningkat hampir 15 persen.
Sehingga inisiatif para pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam memulai kampanye deteksi dini dan vaksinasi HPV, untuk mencegah meningkatnya penderita kanker serviks.
“Semakin banyak yang dijangkau, semakin tinggi pula tingkat pemahaman masyarakat tentang kanker, sehingga mendorong setiap lapisan masyarakat untuk melakukan deteksi dini,” paparnya.
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha